Sabtu, 02 Juli 2011

Guru Dari Syurga


Andrea Hirata, mahluk langka itu datang ke Perpustakaan Uin Suska menginspirasi para pengunjung Bazar buku, dengan sabar aku menanti Andrea keluar dari ruang kantor penyambutan. Begitu juga yang lain sudah tak sabar menanti acara inti jumpa fans dan diskusi ringan dengan budak Belitong itu.



Akhirnya Andrea mempesona, keluar dan menyapa para audiense, aku ada di saf bangku paling depan, berharap mendapat kesempatan istimewa dari Andrea Hirata, ternyata dugaanku meleset jauh, andrea meminta Audien supaya bangku dibuat melingkarinya.
Pertemuan ketika itu berlangsung seru, pertanyaan dan penjelasan bersahut-sahutan, satu persatu kata yang keluar dari mulutnya aku perhatikan dengan seksama,
Degupan demi degupan berkejaran menyapa dan mencandai hatiku untuk bertanya.. “Ayo.. bertanya apa saja... ini kesempatan emasmu!” degupan jantungku mendesak.
Aku kebingungan mau nanya apa? Waktu terus mengalir, kulihat jarum jam menusuk-nusuk giginya, menyeringai siap mengunyah kegugupanku. Tangan-tangan audien mengacung-ngacung ke atas, saling berlomba mencari perhatian Sang Novelis ternama, aku semakin bingung, kukirim sebuah sms pada temanku yang juga nge-fans dengan Andrea Hirata,
“ Dam, aku gugup sekarang ada Andrea di UIN SUSKA, mau nanya tapi gak tau mau nanya apa?” Sanding SMS.
Beberapa menit kemudian sebuah SMS balasan dari Adam,
“ Ehm, coba nanya sastra yang berbau budaya melayu masih booming gak?”
Dalam hati aku berkata, “ Aku kurang sreg dengan rekomendasimu Dam, sory!”
Hem, aku sudah pasrah, meregangkan otot pikiran, duduk lagi seperti biasa, biarkan waktu mengalir. Sesi bertanya tinggal dua kali lagi, tiba-tiba fikiranku terbuka hatiku makin kencang berdetak, deras darahku mengalir ke otak, aku siap menyapa dengan sebuah kalimat.
Mataku tak lepas memandangi Andrea, ketika dia memberi kesempatan bertanya pada audiens di sebelah kanannya, dan aku ada disitu, aku berharap aku yang dipersilahkannya untuk bertanya,
“yak, silahkan yang pake kaca mata”
Masih tersisa gugup dibibirku, bergetar tak menentu,
“ gini bang, saya tak tau mau nanya apa, tapi saya Cuma minta PR, saya mau judul sebuah novel dari abang, biar saya tulis nanti, karena ini akan menantang saya”
Andrea berputar, dengan gayanya yang cool , lalu berfirik sejenak, ujung jari telunjuknya menyentuh pelipis kanannya,
“ apa ya..? ehmm, Guru dari Syurga!, kutunggu karyamu” suara dan acungan tangannya mengarah ke wajahku.
Aku duduk kembali menimbang-nimbang apa yang barusan kudapat, sebuah judul novel kawan, dia menantangku, akankan aku bisa mewujudkannya?
Hayalku terbang sujud disebuah altar acara bedah buku, “ Guru dari Syurga” dan aku sebagai pembicaranya. Gedubrak..! aku tersadar, ternyata hanya cover buku “ Guru dari Syurga” yang ada dalam genggamanku, tapi aku yakin dengan kemampuanku, target-targetku yang aku usahakan. Aku pasti bisa menulis buku, Andrea Hirata kususul Laskar Pelangimu! 
gambar di atas adalah, gambar dosen balaghohku sekaligus PA-ku, banyak yang ia curahkan dengan berkah kepada kami, kesanku dia begitu berkarisma, pemahamannya terhadap morfem dam morfologi bahasa begitu mantap, foto yang kuambil tersebut ketika beliau berlalu dari ruangan kelas, dari jauh aku mengambil foto itu, karena kalau dari dekat jelas aku tak berani, untuk bertanya saja aku begitupenakut, apa lagi meminta foto, tapi begitu beliau, dengan iklhas mengajrkan, susah jika di cari guru yang seperti dia... semoga panjang umur pak, sehat selalu dalam lindungan Allah swt, Amin.
Selengkapnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar