Senin, 04 Juli 2011

semut- semut kecil,


foto ini kuambil saat, rihlah semester 4 ke istana siak, disemburat sore hari, di tepi sungai siak. ketika itu kami (Al Akh, Raja Hasriadi, Al Fiqri Fauzi, Putra, Ilham Saragih, dan terakhir ana sendiri) menunggu pesanan jus, aku perhatikan semut -semut itu, begitu tak ada beban aku kira seperti itu, mereka tak memikirkan formasi dakwah, gak mikirn dihisab , sore itu aku berandai," jika aku seekor semut, " tapi aku


 
segera memohon ampun pada Allah, semua ini sudah diatur dengan rapi setiap langkah dan helaan nafas punya konsekuensi masing-masing, kita sebagai manusia harusnya bersyukur, diberi kepercayaan oleh Allah untuk mengelola bumi, tapi tugas ini begitu berat, contohnya pilkada pekanbaru yang diulang, mengapalah di ulang , aku gak setuju dengan kejadian ini, pilkada diulang, fitnah bertebaran, kemaksiatan jalan terus, uang rakyat atau gaji rakyat "diberanakkan" senadainya kita tak lengah, pasti kita tak sibuk degnan urusan duniawi, seperti semut tadi saling menyapa di atas mentari sore, saling menolong menyambut malam, andaikan kita seperti semut, pasti.... atau kita lebih hina dari semut, bahkan lebih sesat?!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar