Sabtu, 02 Juli 2011

Tegar dimusim Jihad

Tegar dimusim Jihad



“ Emang ada ya musim jihad?” hem itu kata-kata yang sering kudengar, ketika teman-teman asrama masuk ke kamar dan melihat meja belajarku.




Lalu aku jelaskan, “ Teman-teman ini adalah judul buku yang akan aku tulis, adakah musim jihad itu? Ya adalah! Asal tau saja ya, setiap hari itu adalah musim jihad, jangan kita semangat musim-musiman, bentar semangat, bentar lemah. Coba kalian fikirkan , Allah Swt memerintahkan kepada kita dalam Ali Imron ayat 200, untuk senantiasa bersiap siaga dalam segala kondisi dan keadaan, hidup harus terarah dan berjihad mempertahankan orientasi hanya Allah tujuan, jadi kita maksimalkan segala kemampuan untuk mewujudkannya jadi kesimpulannya setiap hari adalah musim jihad, walaupun langit mendung, walaupun badai menerpa, tetap saja di dunia hanya ada satu musim, yaitu musim jihad, he he, kajian balaghoh-nya dalem nih”
Sebagai penggugah semangat, aku tempelkan cover “ Tegar di Musim Jihad” di meja belajar, banyak teman-teman yang kurang sepakat dengan kombinasi kata yang ku tempel, Tegar-di-Musim-Jihad” aku tak ragu dengan keputusanku ini.
Beberapa bulan berlalu, naskah Tegar di musim Jihad, terbiar. Aku terbentur beberapa masalah kampus dan lemah motivasi, hari-hari menjadi sia-sia. Berlalu tanpa ketukan keyboard komputerku. Suatu hari ada sebuah spanduk menempel di salah satu tiang informasi di kampus Uin Suska, Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses! Sebuah seminar motivasi yang dipandu langsung oleh Setia Furqan Kholid, trainer muda terbaik se-asia, aku tak begitu tertarik dengan seminar motivasi itu.
Suatu hari salah seorang teman terbaikku menghubungiku, dia meminta aku untuk mengisi doa pada acara seminar itu, aku tak bisa menolak permintaannya karena tak ada alasan untuk membantunya, dan dia juga sering membantu kesulitanku, itulah sebabnya aku menerima permintaanya.

Dan sampailah pada rangakain acara motivasi tersebut, doa diwaktu dhuha, doa robithoh dan rangkaian puisi serta pantun aku siapkan, setelah itu sesi selanjutnya adalah motivasi yang di nanti para audiens, singkat cerita Setia Furqan Khalid benar-benar menginspirasi semangatku, sentuhan serakhir adalah motivasi untuk mandiri, aku bertekad untuk mandiri, detik itu juga aku mengirim sebuah pesan singkat ke orang tua kalau aku akan belajar hidup mandiri dengan usahaku.

Ketika itu juga seraya membawa sebuah buku Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses! Yang aku tulis di sampulnya, dengan tulisan “Tegar di Musim Jihad” Insyaallah menyusul Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses!kutemui langsung penulisnya, bermaksud meminta tandatangannya, dan dia memberi semangat padaku untuk selalu optimis mengenggam asa. Terimakasih untuk semua yang telah membuat aku sampai pada titik ini, meskipun terseok-seok namun aku masih tegar, Tegar di Musim Jihad. terbitkan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar